4 min read

Dengan mini data center Surge, siap-siap masyarakat di Jawa no buffering internet

Dengan mini data center Surge, siap-siap masyarakat di Jawa no buffering internet

Untuk mendukung pemerataan ekonomi digital Indonesia, PT Solusi Sinergi Digital Tbk atau Surge mulai membangun ribuan edge data center yang tersebar di pelosok Pulau Jawa.

Ribuan edge data center atau mini data center akan dibangun dengan memanfaatkan lintasan jalur rel kereta api se-Jawa. Benefitnya, nantinya masyarakat Jawa akan merasakan pengalaman no buffering koneksi internet.

Target sampai akhir tahun ini, Surge akan membangun 580 edge data center atau mini data center. Sebagai kick off, dua mini data center sudah dibangun di Stasiun Manggarai dan Stasiun Cikarang. Surge meyakini nantinya solusi mini data center ini akan dirasakan manfaatnya oleh setidaknya 140 juta populasi di Pulau Jawa.

Siap-siap masyarakat Jawa no buffering internet

Mengusung konsep edge data center atau yang mendekati lokasi pengguna akhir, ribuan data center ini akan berdiri di sejumlah stasiun kereta api dan gudang-gudang Koperasi Unit Desa (KUD) yang tersebar di pelosok Pulau Jawa.

Dua lokasi pertama edge data center Surge, yakni Stasiun Manggarai dan Stasiun Cikarang akan mulai beroperasi pada bulan Agustus 2021. Sebagai tahap awal, perseroan menargetkan untuk menghadirkan 580 edge data center hingga akhir 2021.

Pembangunan ini akan menunjang misi perseroan dalam transformasi digital. Di sisi lain, pembangunan infrastruktur ini diharapkan tak hanya dapat mengakomodir potensi konektivitas dan ekonomi digital di kawasan industri, bisnis, dan pemerintahan, tetapi juga wilayah tempat tinggal, pelaku usaha UMKM, hingga menjangkau masyarakat kalangan menengah ke bawah secara umum di kota-kota besar dan kecil Pulau Jawa.

Chief Executive Officer (CEO) Surge Hermansjah Haryono mengatakan, dengan dukungan ekosistem Surge seperti kabel fiber optic berkapasitas besar sepanjang rel kereta api dan ribuan lokasi gudang hasil kolaborasi dengan INKUD yang tersebar di pelosok Pulau Jawa, edge data center Surge akan hadir lebih dekat di tengah masyarakat.

Bahkan menjangkau kota-kota kecil untuk menghadirkan konektivitas dengan kecepatan, kualitas, dan kapasitas tinggi.

Perluasan kerjasama fiber optic dengan PT KAI maupun digitalisasi INKUD ini akan mendayagunakan lokasi-lokasi stasiun maupun gudang menjadi edge data center sebagai Point of Presence (POP).

Terdiri dari 580 stasiun kereta dan 1000 gudang KUD, edge data center Surge akan memiliki dua tipe ukuran yakni 2×3 meter maupun 4×6 meter berisikan ruang data dengan total kapasitas 2-20 rack (rak server) serta kapasitas total daya listrik 100 kWh – 300 kWh.

Pembangunan edge data center klasifikasi Tier 2 ini akan memiliki sumber daya cadangan yang dilengkapi generator backup dan Uninterruptible Power Source (UPS) atau pasokan daya listrik tanpa gangguan.

Selain didukung oleh fiber optik Surge di samping rel kereta api yang sedang dibangun, edge data center ini juga dapat digunakan sebagai Internet Exchange (IX) dengan teknologi Content Delivery Network (CDN). Teknologi CDN dapat dimanfaatkan untuk mendukung konektivitas yang lebih baik dan stabil bagi para operator OTT (Over The Top) di Indonesia maupun pengguna akhir (end-customer).

“Tak hanya bagi partner bisnis, pengembangan data center ini tentunya sejalan dengan pengembangan usaha perseroan dalam berbagai solusi digital bidang media dan hiburan maupun daily needs bagi konsumen langsung yang akan dihadirkan dalam waktu dekat.”

“Dengan menjadi Internet Exchange (IX) yang dilengkapi Content Delivery Network (CDN), edge data center Surge akan memudahkan pertukaran data secara lokal, maupun akses streaming ke aplikasi media dan hiburan yang stabil dengan experience yang jauh lebih baik, tanpa banyak buffering atau lagging dan tentunya harga yang terjangkau,” jelas Hermansjah.

Kerjasama eksklusif yang telah terjalin sebelumnya antara Surge melalui anak perusahaan PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE) dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam pembangunan jaringan fiber optic sepanjang rel kereta akan memperkuat keamanan dan meminimalisir gangguan.

Hal yang sama juga berlaku dalam kerjasama eksklusif Surge melalui anak perusahaan PT Jaringan Logistik Indonesia (JLI) dengan Induk KUD sebelumnya dalam hal digitalisasi gudang-gudang KUD dengan teknologi Warehouse Management System.

Apa itu edge data center, masyarakat untung banget jadinya

Direktur Pengembangan Bisnis Surge Martha Rebecca menjelaskan edge data center atau mini data center yang mana ditempatkan di lokasi pinggiran, ujung dari sebuah area perkotan. Makanya itu dinamakan edge data center.

Martha mengatakan data center yang dikembangkan Surge ini punya manfaat yang lebih bagus untuk pebisnis lokal internet atau pun pengguna akhir alias end user.

Dia mengibaratkan edge data centre fokusnya adalah penyebaran data centre menjadi lebih dekat dengan pengguna atau konsumen sehingga manfaatnya jelas didapat, koneksi menjadi makin stabil, tidak ada buffering, mengurangi latensi dan tidak ada lagging saat akses internet.

Sehingga kata Martha, pengguna aplikasi mobile game, pengguna aplikasi OTT maupun local media publisher bisa merasakan kenyamanan koneksi dengan mini data center yang ada di dekat lokasi mereka.

“Jadi itu yang beda dengan data centre yang lebih terpusat, kami ini menyebar untuk bisa menjangkau audien lebih banyak,” kata dia dalam diskusi zoom Surge, Kamis 1 Juli 2021.

“Dengan edge data centre di seluruh Jawa akan potong latesi, hemat bandwidth, kurangi risko kehilangan koneksi. Dan dengan dukungan fiber optik di sepanjang jalur kereta api, mitra KUD, edge data center kami akan hadir lebih dekat ke masyarakat,” jelasnya.

Martha mengatakan pula tujuan mini data center ini jelas mendekatkan pelaku bisnis atau end user, sehingga akses masyarakat akan lebih mudah atas pemakaian konten digital, dengan ukuran yang efisien ekonomis biayanya.


Sasar kota tier-2 dan tier 3

Riset Alpha-JWC dan Kearney pada 20212 menjelaskan pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia kedepan akan ditopang konsumen di luar kota Metropolitan atau kota-kota besar, tepatnya kota Tier-2 dan Tier-3.

Riset juga menyebutkan dengan dukungan yang tepat seperti infrastruktur digital, kota Tier-2 dan Tier- 3 dapat berkontribusi sebesar 30-50% dari ekonomi digital pada 2025.

Berbagai dukungan tersebut sangatlah penting mengingat riset yang sama menyebutkan potensi kota Tier-2 dan Tier-3 dapat menyumbang kontribusi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Nasional sebesar 3-5 persen, atau menambahkan sekitar 46 triliun hingga 77 triliun US Dollar pada 2030.

Pembangunan edge data center dengan model colocation akan memberikan akses langsung kepada para pengguna seperti UMKM yang ingin go-online atau startup lokal dapat menyewa rack di edge data center Surge.

Fasilitas layanan ini sebelumnya hanya bisa ditemui di kota-kota besar atau kawasan industri. Selain itu, pengguna juga dapat meletakkan perangkat atau server mereka yang langsung terkoneksi ke internet dengan fiber optic Surge yang memiliki bandwith berkapasitas besar hingga maksimum 15.000 Gbps

Lokasi edge data center yang dibangun lebih dekat dengan pengguna akan menghadirkan koneksi yang jauh lebih stabil, latency lebih rendah dalam operasional bisnis sehari-hari. Surge juga akan menyediakan layanan cloud dengan virtual private server atau server tanpa fisik dengan memanfaatkan edge data center Surge.

“Dengan berbagai layanan ini, para pengguna di kota kecil dapat memperoleh banyak keuntungan dengan harga yang lebih terjangkau yang tentunya tak kalah kompetitif dengan infrastruktur yang tersedia di kota-kota besar,” tambah Martha.

Pengembangan edge data center ini semakin melengkapi layanan konektivitas yang dihadirkan sekaligus mendorong Surge sebagai pengelola tunggal dan eksklusif infrastruktur digital secara end-to-end mulai dari gelaran serat optik hingga data center.

Kelengkapan layanan ini akan meminimalisir terjadinya downtime yang menjadi resiko umum di Indonesia. Dengan ekosistem digital yang lengkap, Surge terus jawab kebutuhan dan menciptakan peluang lebih besar bagi para pelaku usaha di tengah penetrasi jaringan broadband yang masih rendah.

Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website: https://www.hops.id/